Disusun oleh M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN,DH.
Lebih baik mencegah daripada mengobati mungkin sebuah kalimat yang pantas untuk mengawali artikel kali ini, pada waktu sebelumnya kami sudah pernah membahas tentang Judam ini, tapi kali ini kami akan berikan sebuah artikel yang terakhir tentang masalah Judam ini, yaitu cara pengobatan dan mencegah penyakit Judam ini. Dengan tujuan agar kita tidak mudah tertular.
Karena faktanya adalah segala macam penyakit apapun akan sembuh dengan izin Allah. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, Allah telah menunjukan satu bukti bahwa penyakit kusta atau lepra itu bisa hilang dengan izinnya. Dalam Surat Al-Maidah dijelaskan tentang mu'jizat Nabi Isa, Allah berfirman:
وَتُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ بِإِذْنِي.
Makna: Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak (kusta) dengan seizin-Ku.[1]
Ini menunjukan bahwa segala macam penyakit apapun bisa hilang dan sembuh dengan izin Allah. Dan nabi Muhammad Saw bersabda:
قالوا: يا رسول الله فهل علينا جناح أن نتداوي? فقال: تداووا عباد الله فإن الله لم يضع داء الا وضع له دواء.
Makna: Sahabat berkata: Ya Rasulullah, apakah kita berdosa jika melaksanakan pengobatan?. Kemudian Beliau menjawab: Berobatlah kalian hamba-hamba Allah, karena Allah tidak menciptakan sebuah penyakit, kecuali Dia juga menciptakan (untuk penyakit itu) obat.[2]
Ini menjadi bukti bahwa segala penyakit itu memang sudah ada obatnya, akan tetapi itu semua harus dengan izin dari Allah. Semoga kita selalu sehat Wal Afiat.
Pengobatan Dan Mencegah Penyakit Judam
Sebelumnya kami sudah menjelaskan definisi menurut para dokter tentang kusta atau Judam ini dihari yang sebelumnya, sekarang kita akan mendefinisikan Judam Menurut alim ulama. Ulama mendefinisikan Judam sebagaimana berikut ini:
وثانيها: بوجود (الجذام) بذال معجمة وهو علة يحمر منها العضو ثم يسود ثم يتقطع ثم ينتاثر.
Makna: Judam adalah penyakit yang memerahkan badan, kemudian menghitam, memotong anggota badan lalu meleleh.[3]
Sebagaimana yang telah kami jelaskan bahwa, Islam tidak melarang kita untuk suka bahkan Mencintai siapapun, akan tetapi Islam mengungkap yang terbaik bagi ummat, sehingga ada beberapa hukum yang harus kita ketahui, agar kita tidak gagal faham. Cinta boleh asalkan kita juga harus bijak dan tepat dalam mengambil keputusan dalam percintaan kita. Artinya mempertimbangkan hal hal yang menyangkut dengan masa depan dan keturunan kita nanti. Kalaupun kita tetap memaksakan diri kita sendiri, untuk menikah dengan orang yang sedang menderita Judam, maka resiko tanggung sendiri. Mari berdoa kepada Allah Subhaanahu wa ta'alaa, sebab masih banyak yang terbaik diluar sana, yang mungkin Allah sudah mempersiapkan nya untuk kita.
Ada yang perlu kita ketahui, dalam artikel kami ini, berisikan 3 materi utama:
- Cara menghilangkan penyakit judam menurut para ulama dan hadist.
- Cara membentengi diri dari penularan Judam.
- Agar terhindar dari penyakit Judam atau kusta.
1. Mengkonsumsi Garam yang Cukup
Pesan Nabi Muhammad Saw, kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib:
افْتَحْ طَعَامَكَ بِاْلمِلْحِ وَاخْتِمْ بِهِ فَإِنَّ مَنِ افْتَتَحَ طَعَامَهُ بِاْلمِلْحِ وَاخْتَتَمَ بِهِ عُوْفِيَ مِنِ اثْنَيْنِ وَسَبْعِيْنَ نَوْعًا مِنْ أَنْوَاعِ الْبَلاَءِ مِنْهَا اْلجُذَامُ وَاْلبَرَصُ.
Makna: ketika engkau memulai memakan makananmu maka mulailah dengan garam dan akhirilah dengan garam juga, maka kamu akan dijauhkan dari tujuh puluh macam dari beberapa macam cobaan. Dan termasuk diantaranya penyakit kusta dan lepra.[4]
Banyak kontroversi didalam menafsirkan sekaligus menjelaskan tentang maksud hadist diatas. Tapi menurut kami adalah maksud yang diajarkan Rasulullah yaitu memakan makanan yang mengandung garam atau yang ada campuran dari garam kemudian makanan penutup nya juga demikian, seperti memakan cemilan pan lainnya sebagai nya.
Karena faktanya garam mengandung iodium yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan syaraf.[5,6] sehingga jika kita menggunakan metode ini, sangat memungkinkan untuk menghilangkan penyakit kusta.
2. Jangan Memotong Kuku dengan Gigi
Salah satu dari anjuran yang disarankan oleh para Alim Ulama adalah, kita tidak boleh memotong kuku kita menggunakan gigi-gigi kita, karena hukumnya adalah makruh dan bisa menyebabkan timbulnya penyakit kusta. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Al Imam Ibnu Qudamah:
قطع الظفر بالأسنان مكروه يورث البرص.
Makna: Memotong kuku dengan beberapa gigi adalah makruh dan akan mengakibatkan kusta.[7]
3. Disunnahkan Menelan Ludah Sebelum Memasukan Siwak Kedalam Mulut
Salah satu faedah yang bisa kita ambil dari para alim ulama adalah, kita bisa aman/terhindar dari penyakit Judam atau kusta, yaitu caranya sebelum kita memasukan Siwak kedalam mulut kita, kita dianjurkan untuk menelan ludah, jikalau sudah terlanjur masuk ke mulut, maka disunnahkan menelan ludah sebelum menggerakkan Siwak tersebut. Fatwa dari para alim ulama adalah:
ويسن أن يبلع ريقه وقت وضع السواك في الفم وقبل أن يحركه كثيرا لما قيل إن ذلك أمان من الجذام والبرص ومن كل داء.
Makna: Disunatkan menelan ludah sewaktu meletakkan siwak (sikat gigi) di mulut dan sebelum mengosokkan berulang-ulang, karena dari hal itu (menurut sebuah pendapat) akan menjaga dari kusta, lepra dan penyakit-penyakit lain.[8,9]
4. Membiasakan diri Untuk Selalu Bersiwak
Salah satu kemanfaatan terbesar ketika kita selalu bersiwak adalah kita menghilangkan penyakit Judam atau kusta dalam diri kita. Fatwa Alim Ulama:
وإدامته تورث السعة والغنى وتيسر الرزق وتسكن الصداع وتذهب جميع ما في الرأس من الأذى والبلغم وتقوي الأسنان وتزيد فصاحة وحفظا وعقلا وتطهر القلب وتذهب الجذام.
Makna: Membiasakan bersiwak (menggosok gigi) akan menyebabkan kelonggaran, kekayaan, kemudahan rejeki, mengurangi sakit kepala, menghilangkan penyakit dan lendir di kepala, menguatkan gigi, menambah kefasihan lisan, hapalan dan kecerdasan otak, serta menghilangkan penyakit kusta.[10]
5. Jangan melakukan seks ketika istri belum mandi besar atau ketika ia sedang Haid
Banyak kabar yang mengatakan bahwa Judam atau kusta terjadi sebab hubungan biologis pada saat wanitanya sedang haid. Apakah ini benar? Kami telah mengumpulkan beberapa bukti, yang dikalau kami persentase kan maka hasilnya : 80%. Kenapa demikian karena 2 faktor:
- A. Hal ini sudah dijelaskan oleh para alim ulama bahwa, melakukan hubungan seks pada saat istri belum mandi wajib, maka bisa menyebabkan Judam pada anak yang akan dikandung oleh ibunya.
- B. Fatwa ulama diatas dibenarkan oleh riset dokter, akan tetapi hasilnya kecil sekali untuk terjadinya pembuahan ketika suami melakukan seks dengan istrinya pada saat mentruasi.[11,12]
Kesimpulannya adalah kemungkinan besar, Judam ini terjadi, sebab adanya hubungan seksual yang dulu pernah dilakukan oleh pasangan suami istri, ketika si istri sedang dalam fase mentruasi. Karena menurut riset dokter, walaupun hasilnya kecil untuk terjadi pembuahan sel telur pada rahim ibu, tapi ini juga tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kehamilan dan terjadinya Judam.
Fatwa alim ulama, larangan menjima' istrinya yang sedang haid atau yang belum mandi besar
فَائِدَةٌ: حَكَى اَلْغَزَالِي أَنَّ اْلوَطْئَ قَبْلَ اْلغُسْلِ يُوْرِثُ الْجُذَامَ فِي اْلوَلَدِ، وَيَجِبُ عَلَى اْلمَرْأَةِ تَعَلُّمُ مَا تَحْتَاجُ إِلَيْهِ مِنْ أَحْكَامِ الْحَيْضِ وَاْلاِسْتِحَاضَةِ وَالنِّفَاسِ،
Makna: Faidah : telah dikisahkan oleh Imam Ghozali bahwa sesungguhnya bersenggama sebelum mandi (bagi wanita yang berhenti dari hadats besar) itu bisa mengakibatkan penyakit judam (kusta) pada anak. Wajib bagi seorang wanita mengetahui ilmu yang dibutuhkannya termasuk hukum-hukum haid, istihadzoh, serta nifas.[13]